- Home >
- Cerita Dewasa Mesum , Cerita Hot Terbaru , Cerita Ngentot Seru , Kumpulan Cerita Seks >
- Cerita Sex Terbaru - Ngintip Teman Lagi main dengan Mbak-Mbak
Posted by : cellafang
Wednesday, July 12, 2017
NGINTIP
TEMAN MAIN – Cerita Seks Terbaru 2016 Kumpulan Cerita Seks Terbaru
2016, Cerita Dewasa, Cerita Mesum, Cerita Ngentot, Cerita Panas, Cerita Sex
Paling Hot.
Pada saat
itu saya mempunyai teman akrab yang bernama Deni. Saya dan dia sama–sama
sekolah di sekolah yang sama, hanya berbeda kelas, dia di kelas II-E, sedangkan
saya di kelas II-F, tetapi kami berteman. Deni adalah seorang anak yang
berkecukupan dan bisa dibilang kaya. Deni mempunyai dua rumah, rumah yang satu
dipakai oleh kedua orang tuanya,
Sedangkan
rumah yang satunya lagi oleh orang tuanya dikontrakkan ataupun dikoskan kepada
para pegawai atau mahasiswa, dan kebetulan sekali Deni diam di rumah yang
dikontrakkan tadi. Dengan alasan biar tidak susah dan jauh dari sekolah dan
ingin belajar hidup sendiri, maka Deni diperbolehkan tinggal di rumah yang
satunya itu.
Cerita Sex Terbaru. Memang
kebutuhan hidup Deni selalu dipenuhi oleh orang tuanya, dimana kedua orang
tuanya bekerja dan Deni mempunyai adik 2 orang, tetapi masih kecil–kecil. Di
rumah Deni yang dikoskan tersebut, dari sekian banyak orang yang tinggal, ada
seorang wanita yang bernama Eka. Sebut saja Mbak Eka, Mbak Eka tersebut
mempunyai bentuk tubuh yang aduhai, dengan ciri-ciri dia mempunyai tinggi
sekitar 160 cm dengan badan ideal dan wajah imut–imut, kulit putih, pokoknya
cantik dan rambut hitam panjang sebahu. Mbak Eka tersebut sudah keluar sekolah
SMA telah 2 tahun dan pada waktu itu Mbak Eka bekerja di perusahaan swasta yang
masuk kerjanya selalu kebagian masuk siang atau biasa disebut shift dua.
Deni dan
saya sendiri suka pulang sekolah siang hari, kira–kira pukul 13:00 siang,
karena saya sekolah pagi. Setiap pulang sekolah Deni selalu pulang ke rumah.
Yang ada di rumah hanyalah tersisa Mbak Eka saja, sebab yang lainnya bekerja
berangkat pagi dan baru pulang sore hari. Setiap sehabis pulang sekolah, Deni
sering sekali dan bahkan hampir tiap hari mengintip Mbak Eka yang sedang mandi
untuk pergi ke kantor. Kamar mandi di rumah Deni hanya satu, dan Deni tidur di
kamar atas, sedangkan kamar mandi tersebut ada celah yang menembus dari atas.
Kata si Deni biar cahaya matahari masuk ke kamar mandi untuk mengirit uang.
Deni mengintip Mbak Eka yang imut–imut dan berbody mulus itu. Mbak Eka pun mempunyai
payudara yang tidak kalah dari model–model majalah top Idonesia dan mempunyai
bulu–bulu yang seksi di sekitar alat kelaminnya.
Pada saat
mandi Mbak Eka sering sekali selalu seperti meraba–raba payudaranya sendiri,
dan tidak jarang juga Mbak Eka suka seperti menggosok–gosokkan tangannya ke
alat kelaminnya. Pernah juga Mbak Eka sepertinya memasukkan tangannya sendiri
ke dalam alat kelaminnya atau goa hiro-nya itu dengan mendesah seperti
kesakitan dan kenikmatan, “Eeh.. ehh.. uuhh.. uuhh.. iihh.. ahh..”
Karena Deni
sering sekali mengintip Mbak Eka mandi pada siang hari untuk pergi ke kantor,
Deni menjadi terobsesi untuk menyetubuhi Mbak Eka. Deni pun setelah mengintip
Mbak Eka mandi, dia sering sekali langsung melakukan kocokan terhadap alat
kelaminnya (loco–loco), karena Deni terangsang oleh bentuk tubuh sensual milik
Mbak Eka. Karena Deni sering melakukan hal tersebut, akhirnya Deni pun meminta
foto-nya Mbak Eka dengan alasan buat kenang–kenangan. Mbak Eka pun
memberikannya tanpa curiga sedikit pun. Rasa nafsu birahinya Deni pun semakin
meningkat, sebab Deni melakukan onani terhadap alat kelaminnya
sambil
memandangi foto Mbak Eka. Hampir tiap hari Deni setelah pulang sekolah selalu
melakukan aktifitasnya seperti itu. Hubungan Deni dan Mbak Eka memang dekat,
karena Mbak Eka pun kepada Deni sudah menganggap seperti adik sendiri,
sedangkan Deni ingin sekali menjadi pacar Mbak Eka, apalagi berhubungan badan
dengannya, itulah impian Deni.
Mbak Eka
memang selalu hobby nonton film yang semi porno, seperti film remaja barat.
Tidak jarang juga menonton bersama Deni di ruang tengah tamu. Bila ada film
baru, Deni selalu membawa teman–teman kami, khususnya cowok dan kalau cewek
sulit diajaknya, bahkan banyak yang bilang film yang kami tonton itu jorok.
Hingga suatu
hari, Mbak Eka kebetulan libur dan Deni setelah habis pulang sekolah langsung
bertanya kepada Mbak Eka, “Mbak kok belum mandi..? Enggak masuk kantor yah
Mbak..?”
Dengan nada semangat Mbak Eka pun menjawab, “Enggak Den, kan Mbak hari ini libur Deni..”
Dengan nada semangat Mbak Eka pun menjawab, “Enggak Den, kan Mbak hari ini libur Deni..”
Pada waktu
itu munculah ide gila dibenak Deni. Deni langsung pergi ke sebuah rental VCD
yang letaknya tidak jauh dari rumah Deni. Waktu itu Deni sangat beruntung, Deni
mendapatkan kaset vCD tersebut, dan film yang dipinjam Deni bukanlah film
cerita tentang kehidupan remaja yang selalu dipinjam dan ditonton oleh kami.
Film yang dipinjam Deni pada waktu itu film luar yang memang sebuah film yang
bukanlah film semi, melainkan film vulgar atau blue film ataupun bisa dibilang
film porno.
Setelah dari
tempat penyewaan VCD, Deni segera pulang dengan perasaan sudah tidak sabar
ingin menonton film tersebut bersama–sama Mbak Eka.
Sesudah sampai, Mbak Eka bertanya pada Deni, “Deni habis dari mana, kok kayaknya cape Den..?”
Deni
langsung menjawab dengan nafas kelelahan, “Ohh.. oh.., i.. ini Mbak, habis
pinjam film, Mbak mau nonton enggak..?” dengan hati yang berharap supaya Mbak
Eka pun ikut menonton.
Dan Mbak Eka
pun menjawab, “Emangnya film apaan tuh Den..?”
“Oh.., ini
filmnya pasti deh okey, Mbak pokoknya pasti ingin nonton deh..!”
Mbak Eka pun
akhirnya ingin tau juga apa film tersebut, “Oke deh Den, tapi Mbak Eka
beres–beres dulu yach Den..!”
“Iyah deh
Mbak, Deni tunggu di atas..”
Memang di
kamar Mbak Eka tidak ada TV dan kebetulan di kamar Deni ada TV.
Setelah
menonton Mbak Eka sangat terkejut melihat film tersebut.
“Den kok ini
film-nya full gar amat, dan Kamu harusnya enggak nonton yang ginian Den..?”
“Ah Embak..,
kan Deni udah gede Mbak, masa harus nonton film Doraemon melulu, bosankan
Mbak.. lagian biar tidak jenuh.”
Mbak Eka
pada waktu itu terlihat dirinya terangsang oleh adegan–adegan yang diperagakan
di film tersebut, terlihat Mbak Eka saat menonton duduknya tidak mau diam dan
sekali-kali Mbak Eka pun sepertinya menelan air ludahnya. Deni pun pada waktu
itu sudah pasti batang kejantanannya sudah menegang, yang rasanya ingin juga
melakukan adegan–adegan seperti di film tersebut, karena sang putri sebagai
lawan mainnya sudah di depan mata dia.
Tapi setelah
film kedua selesai, Mbak Eka langsung meminta ijin untuk pergi ke kamar
tidurnya dan Deni pun membereskan kaset VCD tersebut. Tidak lama kemudian Mbak
Eka masuk ke kamar mandi, tetapi Deni pada saat itu tidak ingin lagi mengintip
Mbak Eka, melainkan ingin sekali berhubungan tubuh bersama Mbak Eka.
Deni sambil
menunggu Mbak Eka keluar dari kamar mandi, berpura-pura menonton TV di tengah
rumah tersebut. Tidak lama kemudian terlihatlah Mbak Eka keluar dari kamar
mandi yang hanya memakai handuk saja sehingga pada saat itu Deni pun semakin
terangsang ingin sekali langsung menerkam Mbak Eka.
Mbak Eka pun
sambil jalan menuju ke kamar tidurnya bertanya kepada Deni, “Deni Kamu mau
mandi juga..?”
Deni
langsung menjawab, “Ah enggak Mbak..!”
Tidak lama
kemudian Mbak Eka masuk kamar, dan Deni pada saat itu langsung saja secara
diam–diam ingin mengintip Mbak Eka. Hari itu adalah suatu keberuntungan bagi
Deni, karena ternyata pintu kamar Mbak Eka tidak ditutup rapat. Pada waktu itu
Deni yang tidak berpikir panjang langsung saja masuk ke dalam kamar Mbak Eka
dan langsung menutup pintu Mbak Eka dan menguncinya. Mbak Eka sangat terkejut
karena pada saat itu Mbak Eka sedang memakai CD-nya yang baru sampai ke
pahanya.
“Deni..,
Kamu apa–apaan Deni..? Kamu berani kurang ajar Den..?” kata Mbak Eka terkejut.
Tanpa
dihiraukannya omongan Mbak Eka, Deni langsung menerkam Mbak Eka bagaikan
harimau menerkam rusa. Langsung saja Mbak Eka berontak dan marah. Deni
mendorong Mbak Eka ke kasur tidur dan langsung menutup mulut Mbak Eka agar
bungkam seribu kata.
Deni pada
saat itu memang sudah kemasukan setan, Deni langsung menyiumi bibir Mbak Eka
sampai dengan payudara Mbak Eka sambil memegang kedua tangan Mbak Eka. Posisi
mereka pada saat itu Deni di atas badan Mbak Eka yang hanya memakai CD sampai
dengan pahanya. Mbak Eka pun berontak, sehingga Deni menyiumi bibir Mbak Eka
tersebut merasa sulit. Setelah itu, Deni menyiumi bibir, leher dan sampai
payudara Mbak Eka. Setelah ada 10 menit dengan gigitan kecil, akhirnya Mbak Eka
sepertinya sudah pasrah akan tindakan Deni tersebut.
Karena terlihat
di wajah Mbak Eka sudah pasrah dan tidak berontak lagi sambil meneteskan air
mata, akhirnya Deni melepaskan bajunya dan celananya hingga Deni tidak memakai
sehelai kain apa pun. Deni langsung saja melepaskan CD yang akan dipakai oleh
Mbak Eka yang hanya sampai di pahanya. Secara sepontan Deni memegang kedua kaki
Mbak Eka dan langsung menariknya sehingga alat kelamin Mbak Eka sudah di ujung
pintu kenikmatan.
Tanpa
basa–basi Deni memasukkan batang kejantanannya yang sudah menegang dari tadi
dengan bantuan tangannya, tetapi anehnya batang kejantanan Deni sulit sekali
dimasukkan ke dalam liang keperawanan Mbak Eka, sehingga Deni berusaha secara
paksa.
Akhirnya Deni dapat menembus tembok sempit liang kewanitaan Mbak Eka, sehingga Mbak Eka langsung menjerit kesakitan, “Ahh.. ahh.. aawww..” karena pada saat itu kesucian Mbak Eka sudah hilang oleh batang kejantanannya Deni.
Akhirnya Deni dapat menembus tembok sempit liang kewanitaan Mbak Eka, sehingga Mbak Eka langsung menjerit kesakitan, “Ahh.. ahh.. aawww..” karena pada saat itu kesucian Mbak Eka sudah hilang oleh batang kejantanannya Deni.
Karena
mendengar Mbak Eka menjerit, nafsu birahinya Deni semakin bertambah. Deni terus
mengayun batang keperkasaannya ke depan, mundur-depan-mundur untuk menuju
gerbang kenikmatan yang diharapkan Deni pada klimaksnya berhubungan seks.
Sekitar 15 menit kemudian, Mbak Eka merasakan liang senggamanya sudah lecet,
sehingga Mbak Eka ingin sekali melepaskan batang kejantanan Deni dari liang
kewanitaannya.
Tetapi Deni
tidak melepaskannya, malahan menarik paha Mbak Eka agar tetap pada keadaannya.
Hal ini mengakibatkan Mbak Eka terlihat lemas sekali dan tidak lagi berontak,
karena memang sudah benar-benar lelah di 20 menit terakhir setelah perlakuan
tidak senonoh yang dilakukan Deni terhadapnya. Tidak lama kemudian, batang
kejantanan Deni pun terasa hangat, lecet, dan akhirnya terasa deyutan–deyutan
seperti ingin mengeluarkan cairan. Dan akhirnya cairan penyumbur Deni pun
menyempot ke dalam liang senggama milik Mbak Eka.
Karena deni
melihat Mbak Eka sudah lemas, Deni pun segera mengambil tindakan langsung
menggenjot kembali batang kemaluannya ke dalam dan keluar liang senggama Mbak
Eka secara cepat. Dari mulai sempit hingga terasa liang senggama Mbak Eka semakin
lebar. Memang kali ini tidak menyempit lagi, laju jalannya batang kemaluan Deni
tidak terhimpit lagi dan terasa saat itu pula terlihat adanya cairan yang
dikeluarkan dari liang senggama Mbak Eka. Pemandangan ini membuat Deni
bertambah semangat.
Mbak Eka pada saat kelelahan hanya bisa mengucapkan, “Ahh.. ahh.. iih.. uuhh.. aaw.. uuh.. iihh.. eehh..” saja.
Dan deni
tidak berkata apa–apa karena terlalu nikmatnya perasaan yang dapat Deni rasakan
saat itu.
Hingga ada 1
jam berlanjut, Deni akhirnya melepaskan batang kejantanannya dari dalam liang
kewanitaan Mbak Eka. Terlihat cairan mani yang bercampur antara yang
dikeluarkan oleh batang keperkasaan Deni dengan air mani yang dikeluarkan oleh
Mbak Eka. Mbak Eka hanya tergeletak setelah Deni tidak lagi menggagahinya. Mbak
Eka terhempas ke dalam penderitaan birahi dengan tubuh tidak tutupi apa–apa dan
matanya sayu meneteskan air mata. Deni karena kelelahan juga tergeletak di
samping Mbak Eka dan menikmati keberhasilan dirinya yang telah mencapai
kenikmatan dalam berhubungan badan yang selalu diinginkannya.
Setelah
beberapa lama, Deni dan Mbak Eka tergeletak di kasur. Deni segera bangun dan
langsung menerkam Mbak Eka kedua kalinya dengan memeras payudara Mbak Eka,
sehingga Mbak Eka kembali mengucapkan desahannya.
“Ahh.. ahh..
Den jangan.. diterusin Denn.. jangann.. Denn..!”
Deni tidak
menghiraukan ucapan Mbak Eka tetapi justru langsung Deni meraba–raba dan
sekali-kali memasukkan tangannya ke dalam liang kewanitaan Mbak Eka. Mbak Eka
menjerit kesakitan karena liang senggamanya seperti dirobek–robek oleh tangan
nakal Deni.
“Aaawww..
awww.. iihh.. uuhh.. aauuw..!”
Seteleh itu
keluarlah cairan yang hangat dari liang senggama Mbak Eka. Deni langsung
menjilati cairan tersebut dari liang kewanitaan yang sudah banjir milik Mbak
Eka. Mbak Eka pun anehnya tidak kesakitan, tetapi justru kegelian.
“Den.. Den..
aduh.. geli.. Den.. geli.. Den..!”
Karena
batang keperkasaan Deni masih sangat tegang tetapi Deni juga melihat Mbak Eka
sudah benar–benar kelelahan. Akibatnya, Deni langsung mengocok (mengonani)
batang kejantanannya dengan tangannya dengan frekuensi yang sangat cepat,
sehingga Deni ingin mengeluarkan air maninya. Tanpa memberi aba-aba, Deni
langsung menyodorkan kemaluabnnya tepat di mulut Mbak Eka. Tidak lama kemudian
air mani menyempot ke mulut Mbak Eka dan langsung Deni menyusut-nyusutkan
batang kejantanannya ke mulut Mbak Eka yang masih tergeletak kelelahan di
kasur.
Deni
langsung mengambil tangan Mbak Eka dengan bantuan tangannya sendiri untuk
memegang batang keperkasaannya yang sudah loyo. Deni menyuruh Mbak Eka untuk
memegang dengan kepalan yang keras dengan bantuan tangan Deni dan langsung
mengayunkan keluar ke dalam hingga Deni merasa puas pada saat itu.
Setelah
kejadian tersebut, hubungan Deni dan Mbak Eka menjadi renggang. Dan beberapa
minggu sesudah itu, akhirnya Mbak Eka pindah kontarkan. Tidak lagi di rumah
Deni. Dan akhirnya Deni sangat kehilangan Mbak Eka karena memang secara
diam–diam Deni pun mencintai Mbak Eka.
“Mbak Eka-ku
sayang Mbak Eka-ku malang..” ucap Deni dengan menyesal.
Borgata Hotel Casino & Spa - Mapyro
ReplyDeleteSearch for Borgata Hotel Casino & Spa 상주 출장안마 in Atlantic 천안 출장샵 City, NJ. 거제 출장안마 Find 여수 출장마사지 reviews and discounts for AAA/AARP members, seniors, 강원도 출장안마